MANTAN BUPATI KUANSING , SUKARMIS TERJERAT KASUS KORUPSI

KUANTAN SINGINGI – WARTAPOLRI.COM. Kubu dari Adam yang ikut dalam kontestan sebagai cabup pada pilkada serentak tahun 2024 di Kabupaten Kuansing , sedikit panik, kenapa tidak setelah dosa masa lalu yang pernah menjabat sebagai bupati di kota jalur tersebut dua periode lalu, merupakan bapak kandungnya Adam H.Sukarmis terbongkar, Kepanikan itu ditandai dengan dugaan adanya pelaporan dua orang wartawan ke Polda Riau.

Dilaporkannya oknum wartawan ke Polda Riau merupakan buntut dari tulisan pemberitaan terkait tindak pidana korupsi pembangunan Hotel Kuansing, dan setelah melalui berbagai mekanisme penegakan hukum dengan profesional dari aparat terkait, maka H. Sukarmis menjadi terdakwanya.

Pelapornya adalah Khairul Iksan Caniago alias KIC, yang kabarnya merupakan juru bicara Adam – Sutoyo. KIC saat ini juga berstatus penyebar kebencian. Ia divonis bersalah oleh PN Telukkuantan. Pada tingkat banding, vonis PN Telukkuantan dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Riau. Kini, KIC menunggu keputusan MA apakah kasasinya diterima atau ditolak?


Menanggapi pelaporan itu, Tio Afrianda, pegiat anti korupsi Kuansing, menilai kubu Adam panik karena dosa masa lalu Sukarmis terbongkar.

“Ini bentuk kepanikan kelompok-kelompok tertentu atas dosa masa lalunya yang terbongkar. Dosa ini jelas akan menggerus suara di wilayah eks trans,” kata Tio, Sabtu (28/09/2024) di Telukkuantan.

Dikatakan Tio, dosa masa lalu itu masih terekam dengan jelas dan utuh. Pada tahun 2015, Sukarmis marah kepada masyarakat Sungai Bawang, Kecamatan Singingi.

“Dalam pemberitaan, sangat jelas bupati saat itu rasis. Dia mengatakan orang Sungai Bawang non pribumi, jangan mencari harta di sini, ini Kuansing, bukan Pulau Jawa. Itu adalah pernyataan Sukarmis yang dimuat di media massa,” kata Tio.
Tio menilai, pemberitaan sebelumnya yang memuat ‘Sukarmis usir etnis Jawa’ bukanlah tindakan SARA. Sebab, pemberitaan itu tidak memberi tahu masyarakat suku Jawa yang ada di Kuansing.

Justru, pernyataan Sukarmis tahun 2015 silam yang melukai hati masyarakat suku Jawa, pungkas Tio. (TAUFIK)**

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *